Aku disini Melihatmu Tersenyum
Aku selalu ingin melihatmu tersenyum
Selalu bahagia
Dan disinilah aku
Menepi melihatmu dari kejauhan
Menanti dalam damba
Berharap aku yang membuatmu tertawa
Bagiku senyummu menghentikan dunia
Membuatku tak sadar
Sudah sekian lama kudisini memperhatikanmu
Dalam setiap mimpi ku berdo’a
Dalam setiap angan kuberharap untukmu
Demi bahagiamu
Tak ingin kulepas pandanganku
Tak kubiarkan dunia mengganggu dirimu
Aku selalu disini
Menanti hadirmu
Ingin kembali menatapmu
Dan kembali hentikan waktu
Ditempat biasa kita bertemu
Tahukah kau dimana itu?
Dihatiku J
ANALISIS PUISI
1. Tema
Tema dari
puisi diatas adalah penantian, dimana penyair menanti kehadiran seseorang yang
dikaguminya meskipun hanya mampu melihatnya dari kejauhan.
2. Amanat
Amanat yang
hendak disampaikan oleh penyair jika kita mencintai seseorang ungkapkan saja,
jika tapi tak mampu mengungkapkanya kita hanya bisa melihatnya dari kejauhan.
3. Tipografi
Penyajian
betuk puisi diatas kurang menarik, bentuknya seperti kelelawar menggantung
diatas gua J
tapi kurang tau juga sihh.
4. Enjabemen
Enjabemenya
tidak ada.
5. Akulirik
“Aku” sebagai
akulirik dalam puisi ini ditujukan sebagai pengarang.
“mu” sebagai
akulirik dalam puisi ini ditunjukan sebagai seseorang yang dikagumi pengarang.
6. Rima
Rimanya
sudah terbentuk.
7. Citraan
Penglihatan : aku
ingin melihatmu tersenyum, melihatmu dari kejauhan, tak ingin kulepas
pandanganku,
8. Gaya Bahasa
Gaya
bahasanya cukup menarik, seperti pada “Dan disinilah aku
Menepi
melihatmu dari kejauhan” dan “Ditempat biasa kita bertemu
Tahukah kau
dimana itu? Dihatiku J”
9. Simile
Dalam puisi
tersebut tidak memakai simile.
10. Epic Simile
Dalam puisi
tersebut juga tidak ada epic simile.
11. Personifikasi
Dalam
pusisi tersebut terdapat majas personifikasi seperti : “Bagiku senyummu menghentikan dunia” dan “Tak kubiarkan dunia
mengganggu dirimu” dan “Dan kembali hentikan waktu”
12. Metonimi
Kiasan
dalam puisi tersebut pada kata “Ditempat biasa kita bertemu, Tahukah kau dimana
itu? Dihatiku J”
karena hanya angan-angan saja maka tempat biasa kita bertemu itu dihatiku,
hanya pengarang yang mengetahui tempatnya.